Critical Thinking And Problem Solving
Ujian Akhir Semester
Critical Thinking and Problem Solving
Nama : Chandra Kartika M
NIM : 30201700050
Kelas : B
1. Permasalahan Giant Sea Wall
Sebuah proyek pembangunan Giant Sea Wall memiliki permasalahan pada pembebasan lahan dan juga terancamnya kehilangan mata pencaharian penduduk setempat sebagai petani tambak. Dalam pembangunan ini perlu adanya analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). AMDAL adalah
anaisis mengenai dampak suatu proyek /kegiatan terhadap lingkungan
hidup, tujuan adanya analisis AMDAL adalah untuk menjaga kualitas
lingkungan dengan baik dan tidak mengalami kerusakan dengan adanya
suatu proyek/ kegiatan. Pemanfaatan sumber daya alam dilandasi 3 (tiga) pilar pembangunan, yaitu :
- Menguntungkan secara ekonomi
- Diterima secara sosial
- Ramah Lingkungan
Dalam menyelesaikan permasalahan terancamnya kehilangan mata pencaharian penduduk setempat terdapat beberapa solusi, yaitu :
- Membangun kampung terampung dengan fasilitas yang memadai bagi penduduk setempat khususnya para nelayan.
- Pengembangan usaha perikanan seperti terdapat kawasan wisata bahari, sentra pengembangan ikan dan pengelolaan ikan.
- Tambak-tambak ditempatkan diluar tanggul laut.
Dengan adanya pembangunan Giant Sea Wall perlu memperhatikan kepentingan lingkungan, pelabuhan, kawasan hutan bakau, nelayan, dampak terhadap banjir rob dan kenaikan permukaan air sungai, serta kepentingan dan fungsi lain yang ada di kawasan pantura.
2. Industri Konstruksi Menghadapi Industri Megashift Pada Tingkat Makro
Yuswohady mengungkapkan bahwa Covid-19 telah meluluh-lantakkan sendi-sendi perekonomian, industri dan bisnis yang memaksa kita memasuki dunia yang sama sekali baru. Oleh karena itu, di tahun 2021 kita akan menghadapi pergeseran industri maha dahsyat dan ekstrim. Yuswohady menyebutnya sebagai industri megashift. Ia mengelompokkannya ke dalam 3 bagian besar yaitu pergeseran di tingkat Mega (Changes), Macro (Competition) dan Micro (Customer).
Pergeseran ditingkat makro mencakup perubahan-perubahan besar yang menghasilkan peta kompetisi baru di era pandemi. Perubahan besar yang di dorong oleh bencana dahsyat Covid-19 ini menghasilkan landskap industri baru yang ditandai oleh 4 (empat) karakteristik, yaitu :
- Hygiene
- Low-Touch
- Less-Crowd
- Low-Mobility
Hygiene merupakan kepatuhan perusahaan terhadap protokol kesehatan yang menjadi jaminan terciptanya loyalitas dan customer trust dalam jangka panjang.
Low-Touch, melakukan digitalisasi yang menjadi solusi terbaik.
Less-Crowd merupakan penggabungkan aktivitas fisik dan virtual yang akan menjadi solusi jangka panjang.
Low-Mobility yaitu mengurangi mobilitas.
Strategi yang dapat dilakukan industi konstruksi dalam menghadapi Industri Megashift, yaitu :
- Membuat langkah strategis dalam operasional perusahaan agar tetap berjalan secara efektif dan efisien. Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal Perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk memastikan bisnis tetap dapat berjalan di masa pandemi dan setelah pandemi.
- Menjalankan protokol kesehatan dan juga membentuk satgas Covid-19. Keseluruhan protokol dan strategi disosialiasaikan ke unit – unit yang ada guna menekan timbulnya kasus Covid-19 di lingkungan Perusahaan
- Melakukan digitalisasi secara komprehensif dari pembangunan sumber daya manusia sampai sistem rantai pasok konstruksi.
Kemungkinan pelaksanaan dalam segi agama Islam :
- Mematuhi protokol kesehatan.
- Mencanangkan strategi bertahan.
- Tetap memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan menyebutkan spesifikasi barang yang dijual dengan jujur termasuk jika ada cacat pada barang tersebut.
- Akselerasi digitalisasi.
Keseluruhan rekomendasi dirancang untuk membentuk keefektifitasan dan efisiensi kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan agar kegiatan konstruksi dapat berjalan lancar serta tentunya sebagai langkah antisipasipatif serta penyelesaian atas kemungkinan - kemungkinan operasional yang timbul akibat pandemi.
Komentar
Posting Komentar