Critical Thinking And Problem Solving

 Ujian Akhir Semester

Critical Thinking and Problem Solving


Nama       : Chandra Kartika M

NIM         : 30201700050

Kelas        : B


1. Permasalahan Giant Sea Wall

    Sebuah proyek pembangunan Giant Sea Wall memiliki permasalahan pada pembebasan lahan dan juga terancamnya kehilangan mata pencaharian penduduk setempat sebagai petani tambak. Dalam pembangunan ini perlu adanya analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). AMDAL adalah anaisis mengenai dampak suatu proyek /kegiatan terhadap lingkungan hidup, tujuan adanya analisis AMDAL adalah untuk menjaga kualitas lingkungan dengan baik dan tidak mengalami kerusakan dengan adanya suatu proyek/ kegiatan. Pemanfaatan sumber daya alam dilandasi 3 (tiga) pilar pembangunan, yaitu :
  1. Menguntungkan secara ekonomi
  2. Diterima secara sosial
  3. Ramah Lingkungan
   Dalam menyelesaikan permasalahan pembebasan lahan perlu adanya dokumen perencanaan yang lengkap sehingga dalam pelaksanaan hasilnya tidak jauh dari dokumen perencanaan. Pembebasan lahan tidak hanya mengutamakan ganti rugi tetapi juga diperlukan pendekatan secara komunikatif dan terbuka dan menghindarkan pendekatan kekuasaaan. Kemudian harus ada nilai tambah bagi masyarakat yang lahannya terdampak. Apabila pembangunan proyek berada di tepi pantai ada hal yang perlu diperhatikan. Tanah di tepi pantai adalah tanah yang berstatus milik negara, apabila terdapat tanah yang awal mulanya milik penduduk setempat lalu terkena abrasi air laut sehingga tanahnya habis karena tidak ada usaha dari pemilik tanah untuk memberikan penahan ombak maka tanah tersebut menjadi tanah negara dengan demikian pemiliknya tidak dapat menggunakan maupun memanfaatkan lahannya dan mendapatkan ganti rugi apabila lahan tersebut akan digunakan untuk pembangunan proyek pemerintah. 
      
  Dalam menyelesaikan permasalahan terancamnya kehilangan mata pencaharian penduduk setempat terdapat beberapa solusi, yaitu :
  1. Membangun kampung terampung dengan fasilitas yang memadai bagi penduduk setempat khususnya para nelayan. 
  2. Pengembangan usaha perikanan seperti terdapat kawasan wisata bahari, sentra pengembangan ikan dan pengelolaan ikan. 
  3. Tambak-tambak ditempatkan diluar tanggul laut. 
Dengan adanya pembangunan Giant Sea Wall perlu memperhatikan kepentingan lingkungan, pelabuhan, kawasan hutan bakau, nelayan, dampak terhadap banjir rob dan kenaikan permukaan air sungai, serta kepentingan dan fungsi lain yang ada di kawasan pantura. 

2. Industri Konstruksi Menghadapi Industri Megashift Pada Tingkat Makro

       Yuswohady mengungkapkan bahwa Covid-19 telah meluluh-lantakkan sendi-sendi perekonomian, industri dan bisnis yang memaksa kita memasuki dunia yang sama sekali baru. Oleh karena itu, di tahun 2021 kita akan menghadapi pergeseran industri maha dahsyat dan ekstrim. Yuswohady menyebutnya sebagai industri megashift. Ia mengelompokkannya ke dalam 3 bagian besar yaitu pergeseran di tingkat Mega (Changes), Macro (Competition) dan Micro (Customer). 
    Pergeseran ditingkat makro mencakup perubahan-perubahan besar yang menghasilkan peta kompetisi baru di era pandemi. Perubahan besar yang di dorong oleh bencana dahsyat Covid-19 ini menghasilkan landskap industri baru yang ditandai oleh 4 (empat) karakteristik, yaitu :
  • Hygiene 
  • Low-Touch
  • Less-Crowd
  • Low-Mobility
Hygiene merupakan kepatuhan perusahaan terhadap protokol kesehatan yang menjadi jaminan terciptanya loyalitas dan customer trust dalam jangka panjang.
Low-Touch, melakukan digitalisasi yang menjadi solusi terbaik.
Less-Crowd merupakan penggabungkan aktivitas fisik dan virtual yang akan menjadi solusi jangka panjang. 
Low-Mobility yaitu mengurangi mobilitas. 

Strategi yang dapat dilakukan industi konstruksi dalam menghadapi Industri Megashift, yaitu :
  • Membuat langkah strategis dalam operasional perusahaan agar tetap berjalan secara efektif dan efisien. Mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal Perusahaan  dan memberikan rekomendasi untuk  memastikan bisnis tetap dapat berjalan di masa  pandemi dan setelah  pandemi.
  • Menjalankan protokol kesehatan dan juga membentuk satgas Covid-19. Keseluruhan protokol dan strategi disosialiasaikan ke unit – unit yang ada guna menekan timbulnya kasus Covid-19 di lingkungan Perusahaan
  • Melakukan digitalisasi secara komprehensif dari pembangunan sumber daya manusia sampai sistem rantai pasok konstruksi.

Kemungkinan pelaksanaan dalam segi agama Islam : 
  • Mematuhi protokol kesehatan.
  • Mencanangkan strategi bertahan.
  • Tetap memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan menyebutkan spesifikasi barang yang dijual dengan jujur termasuk jika ada cacat pada barang tersebut.
  • Akselerasi digitalisasi.
Keseluruhan rekomendasi dirancang untuk membentuk keefektifitasan dan efisiensi kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan agar kegiatan konstruksi dapat berjalan lancar serta tentunya sebagai langkah antisipasipatif serta penyelesaian atas kemungkinan - kemungkinan operasional yang timbul akibat pandemi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini